Fenomena ‘Mantab’ Jadi Alarm Krisis Finansial, Makan Tabungan demi Bertahan Hidup
- Freepik
Lifestyle – Fenomena mantab alias makan tabungan makin marak di tengah tekanan ekonomi. Kenali penyebab, risiko, dan solusi finansial untuk menghindarinya.
Fenomena mantab atau makan tabungan kini menjadi istilah populer di kalangan masyarakat Indonesia, terutama generasi muda. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan kondisi saat seseorang terpaksa menggunakan dana tabungannya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari akibat tekanan ekonomi.
Meski terdengar jenaka, fenomena mantab mencuat sebagai bentuk ekspresi satir dari masyarakat terhadap situasi ekonomi yang makin sulit. Tindakan makan tabungan mencerminkan kondisi finansial yang genting dan berisiko jika terus dibiarkan bahkan sangat mungkin mengalami krisis keuangan pribadi.
Istilah ini semakin populer karena banyak warganet yang membagikannya di media sosial dengan nada humoris, seperti “dompet tipis, mantab dulu aja,” atau “harga naik, gaji tetap, ya mantab solusinya.” Di balik canda tersebut, ada krisis pengelolaan keuangan yang makin mengkhawatirkan.
Berikut ulasan terkait makan tabungan sendiri yang harus Anda tahu. Mulai dari penyebab, risiko, dampak hingga strategi menghindari jebakan finansial ini.
Penyebab Fenomena Mantab
Kenaikan Harga Kebutuhan Pokok
Inflasi atau lonjakan harga bahan pokok membuat pengeluaran harian meningkat. Ketika penghasilan tetap atau bahkan menurun, banyak orang akhirnya harus mengandalkan tabungan mereka.
Pendapatan Tidak Stabil
Pekerja informal, freelancer, atau pelaku UMKM seringkali menghadapi fluktuasi pendapatan. Saat pemasukan sedang lesu, mereka terpaksa mantab demi bertahan hidup.
Kehilangan Pekerjaan atau PHK
Dalam kondisi ekonomi yang tidak menentu, pemutusan hubungan kerja menyebabkan banyak orang hidup dari tabungan selama belum mendapat pekerjaan baru.
Beban Cicilan atau Utang
Cicilan rumah, kendaraan, pinjaman online, hingga kartu kredit bisa membebani cash flow. Ketika tidak mampu menutupi pengeluaran dari penghasilan rutin, tabungan pun dikorbankan.
Gaya Hidup dan Konsumtifisme
Tak sedikit juga yang "mantab" karena keputusan gaya hidup, seperti belanja impulsif, liburan, atau mengikuti tren, padahal kondisi keuangan tidak mendukung.
Risiko dan Dampak Makan Tabungan
Kehilangan Dana Darurat
Ketika seseorang terlalu sering mengandalkan tabungan tanpa upaya menstabilkan pemasukan, kondisi finansial akan rentan terhadap guncangan tak terduga. Hilangnya dana darurat menjadi risiko utama. Jika sewaktu-waktu terjadi sakit, kehilangan pekerjaan, atau kebutuhan mendesak lainnya, tidak ada dana yang siap digunakan.
Menurunnya Rasa Aman Finansial
Ketika tabungan menipis, rasa cemas terhadap masa depan meningkat.
Menghambat Kebebasan Finansial
Kondisi ini juga dapat menunda pencapaian tujuan keuangan, seperti membeli rumah, biaya pendidikan, atau dana pensiun. Lebih jauh lagi, krisis finansial ini bisa berdampak pada kesehatan mental akibat tekanan ekonomi berkepanjangan.
Strategi Menghindari Mantab
Evaluasi Anggaran Bulanan
Langkah pertama yang dapat dilakukan adalah mengevaluasi anggaran bulanan. Kebutuhan harus diprioritaskan, sedangkan keinginan perlu ditekan. Gunakan aplikasi keuangan atau spreadsheet untuk mencatat pengeluaran dan melihat area yang bisa dikurangi.
Bangun Dana Darurat
Kedua, mulai membangun dana darurat secara bertahap. Sisihkan minimal 10% dari pendapatan bulanan meskipun kecil. Konsistensi lebih penting daripada jumlah.
Cari Sumber Pendapatan Tambahan
Cara lain yang bisa Anda lakukan untuk menghindari makan tabungan sendiri adalah mencari sumber penghasilan tambahan, seperti pekerjaan paruh waktu, usaha sampingan, atau monetisasi hobi.
Konsultasi Keuangan
Jika kondisi keuangan sudah tidak terkendali, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan perencana keuangan bersertifikat. Mereka dapat membantu merancang strategi pengelolaan utang, menata anggaran, hingga menyusun prioritas investasi.
Fenomena mantab bisa jadi cermin kepekaan sosial dan kreativitas bertahan hidup di tengah krisis. Namun, jika dibiarkan berlarut-larut tanpa solusi konkret, kebiasaan ini bisa menjadi bom waktu finansial. Alih-alih terus mengandalkan tabungan untuk kebutuhan harian, saatnya berbenah dan membangun ulang fondasi keuangan secara perlahan tapi pasti.
Yuk, mulai benahi kondisi keuangan Anda hari ini. Buat anggaran bulanan yang realistis, bangun dana darurat, dan jangan ragu mencari bantuan profesional. Karena kesehatan finansial adalah kunci untuk hidup tenang dan merdeka di masa depan.